September 20, 2011

Dear Dhita...

20 September 2010...
Pagi yang sama seperti sebelumnya. Berangkat ke kantor tanpa ada firasat apa2. Tapi sial! Aku terkunci di luar. Orang kantor belum pada datang. Alhasil cuma duduk2 kayak orang bego di teras kantor.

20 September 2010...
Sembilan hari sudah aku vakum dari dunia per-plurk-an. Delete akun. Kira2 ada berita apa ya? Bagaimana kabar mereka? Ragu, tapi tidak! Aku bertekad takkan membuka akun itu lagi. Alhasil aku buka akun yang satunya...

20 September 2010...
Baca tret seseorang. Dan pertanyaan yang muncul adalah... "Ada apa? Siapa yang dimaksud???"

20 September 2010...
Hari yang takkan kulupakan. Aku beruntung, meski telat. Ya, telat. Telat mengetahui bahwa ternyata kau telah tiada.

Kau tahu, saat itu aku merasa jadi orang paling bodoh sedunia. Bodoh karena aku memutuskan untuk lenyap dari dunia itu hanya gara-gara cowok brengsek!
Akibatnya?
Aku tak tahu penderitaanmu. Aku tak menemanimu bahkan disaat terakhir... Merasa waktu berlalu begitu cepat, hingga yang tersisa hanyalah, penyesalan...

20 September 2010...
Kulepaskan kekesalan ini. Kekesalan pada diri sendiri. Orang-orang kantor mulai berdatangan, tapi aku tak peduli. Yang kuinginkan hanya menangis, menangis, dan menangis...

Oh, sobat...
Andai kau tahu betapa menyesalnya aku.

20 September 2010...
Segala memori tentangmu berkelebat seperti kaset yang diputar. Mulai dari pertama kenal, trus rebutan cowok—Ya ampun! Kalo sekarang dikenang lagi, rasanya aneh+lucu.. bisa gitu yah, kita suka dengan cowok yang sama—sampai terakhir saat kau menemaniku begadang bareng apin. Bertiga, saat malam takbiran Ied Fitri. Curcol, gosipin orang, ngobrol geje. Arisan! Tidakkah kauingat itu?
.
.
.
.
.
20 September 2011...
Sobat, hari ini tepat setahun kau telah tiada... Ya, ya, aku tahu... Kau pergi menemui-Nya tanggal 19 September 2011. Tapi bagiku, saat itu kau masih ada...

20 September 2011...
Waktu berlalu begitu cepat, huh? Percayalah, aku bahkan merasa seperti kau baru pergi kemarin...

20 September 2011...
Tak ada tangis penyesalan lagi, yang tersisa adalah rasa haruku karena sempat mengenalmu...

20 September 2011...
Lalu? Bagaimana kabarmu sekarang, sobat? Kuharap kau senang di sana...




Salam Sayang,
RA



PS: I know u're gone, u said u're gone, but I can feel u still here... It's not the end...

September 18, 2011

Dear Apin...

Undanganmu akhirnya nyampe juga. Hhuhu, miris rasanya mengingat acaranya hari ini, undangannya juga baru sampai di tanganku hari ini... *ceileh bahasa gue*

Ternyata Pak Posnya ngga jahat. Jadinya ongkir 10k-mu ngga sia2...
Maap buat Pak Pos yang udah tak seneni... u.u

Tak apa-apa lah,
yang penting paketnya selamat sampe tujuan...

Sudah hampir setengah sebelas malam, sobat...
Aku belum ngasih apa-apa sebagai kado atas hari bahagia ini... *udah ga bisa datang, ga ngasih kado pulak* =.=

Cuma ucapan "Met nempuh hidup baru" dan doa "Semoga kau bahagia" yang bisa kukirimkan... *pelit amat, neng!*



Salam Sayang,
RA



PS: Kini kau sudah punya nakhodanya, semoga dia mengantarmu ke pulau yang indah dengan perahunya :*